Rabu, 29 November 2017

Bukan Kisah Klasik

Teringat dahulu akan cerita tentang sebuah rencana atau targetan kehidupan, kira-kira dipertengahan 2015, saya diajarkan untuk membuat sebuah rencana mimpi. kata yang mengajarkan, sudah tuliskan saja mimpi-mimpi kalian, entah cara dan datangnya dari mana tulis saja dulu. beberapa hal saya tulis di selembar kertas dengan tulisan sendiri dengan mimpi yang memang ingin didapatkan di tahun berikutnya (2016, waktu itu).

Mulai dari mengingikan kendaraan baru, mempunyai laptop sendiri (tapi alhamdulillah waktu itu sudah punya laptop walaupun dari hasil minjem sebagian ke orang tua dan dicicil, waktu itu udah lunas hehehe), rencana mempunyai rumah, ingin membangun mesjid, mau mempunyai sekolah, dan... perihal jodoh. waktu itu memang lagi gemar-gemarnya memikirkan jodoh dan ingin menikah dengan siapa. waktu itu saya mempunyai target ingin menikahi seseorang yang saya tuliskan di lembaran kertas A4, dan dituliskan sebuah inisial yaitu (KN). sahabat saya yang sering berkunjung kerumah, pernah bertanya.

"Wah, niat bener lu mau nikah, sama siapa tuh? jangan-jangan sama mantan lu. hahaha" begitulah gurauan dari sahabat yang kenal dari SMA.

sampai waktu itupun sebenernya saya masih ragu dengan keputusan saya, karena memang dulu saya tidak yakin bisa mendapatkan cinta, perhatian dan kasih sayang darinya, karena ya memang, wanita itu seperti orang tertutup dan nyatanya dulu wanita yang sedang berikhtiar untuk berhijrah dari segala perkara dunia dan menjadi wanita yang solehah. yang saya lihat memang begitu, karena beberapa lelaki niat mendekatinya tetapi ya alakadarnya, seperti tidak ada niat untuk membuat hubungan dan beberapa kali melihat niatnya hanya untuk menikah.

waktu itu saya putuskan untuk mencari cara untuk mendapatkan perhatiannya.

sebenarnya saya tertarik dengannya saat semester 3, kira-kira waktu itu tahun 2013. kita sama-sama tidak mengenal, tapi mungkin hanya diri ini yang selalu mencuri untuk memandangnya, walaupun masih ada beberapa wanita yang terkadang datang untuk menyenangkan hati seorang lelaki yang merasa sepi akan sebuah cinta. tapi jujur, betapa senangnya dahulu bisa kontakan dengannya, awalnya saya yang memulai iseng-iseng untuk komen di twitternya, tapi tidak ada respon. teringat saat itu, hampir saya putus asa untuk mengejar hatinya, tapi entah kenapa, dipenghujung perkuliahan, kita lumayan dekat (mungkin hanya saya yang menganggapnya) karena sempat berjanjian untuk membayar semesteran, kalau tidak salah waktu itu semester akhir, yaitu 7. kita beda prodi, tapi entah kenapa saya merasa senang saja ketika diajaknya untuk daftar ulang semester bareng, ya walaupun pada akhirnya, dia yang berdomisili di daerah lain merasa lelah dan mengizinkan saya untuk mengisi KRS duluan, sempat kecewa, tapi, yasudahkan, begitulah takdir bermain.

singkat cerita, ditahun 2016 kita semakin dekat dan berbagai masalah yang timbul kita sharing bareng. ada masalah cerita dan dikasih saran serta jalan keluar. mungkin kenyamanan datang dari hal tersebut. tahun itu, saya niat ingin benar-benar menikah dengannya, karena ya kita sudah cukup dekat. ada niatan untuk mengajaknya menikah, tapi, saya takut...

entah pada dasar dan awalnya dari mana, di Mei 2016 dia mengajak untuk berkomitmen untuk lebih dekat dan melanjutkan ke jenjang pernikahan. sontak saat itu saya kaget, karena baru kali ini diajakin komitmen untuk menikah (wajar, saya orangnya pemalu dan gak berani dan emang gak terlalu menarik), entah dari beberapa point yang saya punya, dia tertarik dengan saya.

saat itu kondisi saya masih magang di suatu institusi pemerintahan. tapi kalau saya pikir-pikir, dengan kerjaan dan jabatan yang memang kurang mumpuni, ini tidak akan bisa saya menikahinya. lantas, saya mencoba mencari jalan lain untuk kerja yang nyatanya menjadi seorang pegawai (memang bidang jurusan saya sebagai pegawai). saat itu, entah rezekinya memang tidak lama di bulan Agustus saya mendapat panggilan, alhamdulillah perusahaan yang saya kirim lamaran sedang membutuhkan seorang karyawan untuk bagian divisi staff internal audit. tapi karena beberapa hal, saya meminta untuk bergabung diawal september dan alhamdulillah perusahaan tersebut mengizinkan dan mau menunggu saya untuk menjadi karyawannya.

singkat cerita, saya bergabung dengan lembaga koperasi tersebut pada bulan september, dan entah kenapa saat saya sudah mendapatkan pekerjaan yang memang jelas, dia mengajak saya untuk memperkenalkan diri kepada keluarga, demikian dengan dia yang saya kenalkan kepada keluarga saya. pertemuan kami berjalan dengan lancar tanpa ada kendala.

diwaktu perkenalan kita sebelum melakukan lamaran dan pernikahan, keluarga saya mendapatkan musibah. saat itu, Umi saya sedang mendapatkan cobaan yang cukup parah, mengidap sakit yang sejak lama dan dipanggil oleh yang maha kuasa. saat itu, saya sedih yang amat mendalam, karena teringat janji beliau yang menginginkan melihat pernikahan saya, saat itu lamaran saja belum tetapi sudah ditinggal oleh seorang ibu yang memang saat itu lagi disayang-sayangnya oleh keluarga. semoga Umi sudah ditempat terbaik disisi-Nya. Aamiin

seminggu sebelum lebaran, saya niat untuk melamarnya dengan membawa cincin ukuran 8 untuk jari mungilnya, cincin itu tidak seberapa, karena hanya mempunya berat 2 gram. tapi untuk sebuah keseriusan, besaran tidak akan dipandang oleh yang kuasa.

lika-liku perjalanan niat kami banyak sekali cobaan, dari beberapa hal yang mudah membuat kita salah paham, terkadang terjadi perselisihan yang kurang mengenakan dan hampir memutuskan untuk menyelesaikan hubungan. entah bagaimana tahapannya, kita sama-sama menyelesaikan perkara dengan jalan yang baik dan belum sampai menyudahkan hubungannya ini.

dan akhirnya...


kami melangsungkan acara pernikahan kami tepat pada tanggal 23 September 2017. dan saat itu juga, kami sah sebagai sepasang suami istri. betapa indahnya hari itu, karena proses yang kami bangun sangat panjang dan banyak mampir cobaan yang tidak diduga-duga, tapi dengan sebuah keinginan, kita sama-sama bisa melanjutkan komitmen yang dijalankan lebih dari 1 tahun lamanya.

kamu adalah sebuah anugerah cinta yang tidak akan terganti, karena begitu berat jalan yang sama-sama kita lalui. kamu anugrah terindah yang pernah aku miliki. kita sama-sama belajar dari kehidupan masing-masing dan menjalankannya dengan niatan untuk membangun sebuah rumah tangga hingga sampai jannah-Nya. dan alhamdulillah, sekarang kami telah diberikan titipan dari Allah, yaitu seorang anak yang masih di kandungannya yang kamipun masih mempelajari bagaimana cara membangun sebuah rumah tangga dengan datangnya sang buah hati yang dititipkan. semoga kita bisa menjaga amanah ini dengan berbagai keberkahan dan jalan yang baik.

29 November 2017
Aku, yang belajar untuk memberikan kata indah untukmu.

Sabtu, 19 Agustus 2017

Untuk Melengkapi Separuh Agama, Aku Memilihmu

Sebuah ikatan rumah tangga, diawali dengan sebuah lamaran (Khitbah), dilanjutkan dengan pengucapan ikrar, akad dalam pernikahan.

"Saya terima nikahnya fulanah binti fulan dengan mas kawin ....."

Nikah, tua banget rasanya kalau ngebahas terkait nikah. Akad aja belum tapi udah berani-beraninya bicara perihal nikah. Pengalaman aja belum ada, tapi udah mau membicarakan suatu pernikahan. Lika-liku rumah tangga setelah nikah aja belum tau, tapi mau menilai rumah tangga itu seperti apa. Dasah. Hahaha.

Sebenarnya tujuan nikah yang sudah pasti itu untuk melengkapi separuh agama, menghindari suatu hubungan yang belum waktunya (maksiat), dan untuk menjauhi perkara yang dilarang agama, iya, Zina.

Sebenarnya nikah itu bukan perkara yang mudah dan juga bukan perkara yang sulit. Banyak yang menilai nikah itu mudah. Betul memang, karena yang diperlukan dalam pernikahan hanya pasangan, wali, saksi, sama mahar, selebihnya? itu hanya pelengkap saja, atau bahkan tradisi yang ditambahkan di zaman yang sudah modern ini. Ibarat kata, nikah tanpa dirayakan (resepsi) itu sama aja makan nasi sama ayam, tapi ayamnya belum dimasak atau diolah. Memang sih bukan sebuah kesalahan dalam hal agama. Agamapun tidak melarang, asal itu tidak menyimpang dari pandangan agama, sesuai dengan syariat Islam, dan tidak melebih-lebihkan. Melebih-lebihkan saja dilarang dalam agama.

Nikah juga bukan perkara yang mudah. Ada yang berfikir yang penting nikah aja dulu, kedepannya mah biar alur saja yang menjalankannya.

Kalimat seperti itu memang tidak disalahkan, karena menikah juga bertujuan untuk mendewasakan diri, menjadi pribadi yang selalu ingin berubah kedalam hal yang baik, menjadi pribadi yang taat agama serta aturannya, menjadi pribadi yang sanggup memimpin dan memberikan keputusan, dan menjadikan kita sebagai pribadi yang selalu bersyukur dalam segala hal kehidupan.

Tapi,

Menikahpun butuh bekalan-belakan ilmu, bagaimana cara menyenangkan suami, bagaimana cara menyenangkan istri, bagaimana cara menahan sebuah perkata emosi yang ditimbulkan dari pasangan, bagaimana cara menahan sabar dengan sikap dan perilaku pasangan kita yang tidak kita sukai.
Itu penting, tapi yang lebih penting adalah, kita harus sama-sama mau belajar, mau berubah kearah yang lebih baik, mau menjadi yang terbaik untuk pasangan masing-masing, mau mengajarkan kebaikan kepada pasangan kita, mau memahami keadaan dan tidak memaksakan sebuah kehendak kehidupan.

Setengah tahapan untuk melengkapi separuh agama memang sudah saya jalani, tapi ada beberapa perihal kebutuhan untuk nanti sudah dikerjakan sebagiannya, tapi, tidak tahu kenapa, sikap pasangan yang saya pilih, selalu mementingkan ego, mementingkan keinginan, tidak tahu keadaan, tidak mau mendengarkan saran dan masukan saya.
Lantas, gimana peran saya nantinya?

9 Juli 2017
10:35

Kamis, 23 Maret 2017

Doa malam, Syafakillah untukmu

"Syafakillah, dek"

Doa akan mengalir indah jika mendapatkan ke-kabulan dan keridhoan Allah. Kita hanya bisa berusaha untuk melakukannya dengan sebuah kesungguhan. Tapi, apakah semua doaku untukmu itu dikabulkan yang Maha Kuasa?

Bukan itu pertanyaannya, tapi niat dan kesungguhan kita yang dilihat untuk meminta dan memanjatkan diri kepada sang Pencipta. Kamu berdoa, kita berdoa. Doa berniat untuk mendapatkan kebaikan serta kesehatan.

Jadikan sakit ini adalah sebuah teguran, bahwa masih ada dosa didalam diri ini yang harus segera dibenarkan. Karena dirimulah yang selalu mengajak untuk kebaikan.


Cepat sembuh, dari sakit yang membuatmu mengeluh, Dek.