Kamis, 07 Agustus 2014

Banyak yang Bilang...



Banyak yang bilang, jika hidup itu dijalankan dengan proses ikhlas.
Banyak yang bilang, jika ingin dimudahkan dalam kehidupan, permudahkan hidup orang lain.
Banyak yang bilang, jika senyum itu mudah, jika kita ikhlas.
Dan banyak juga yang bilang, jika menikah muda itu adalah pilihan terbaik.

Terbaik? Menurut saya tidak juga.
Kesiapan mental harus ada.
Kejelasan masa depan harus terfikirkan.
Targetan dimasa yang akan datang harus dibuat.

Kenapa saya berpikir begitu?
Jawabannya hanya satu.
Perasaan saya masih labil (belum seimbang)
Kenapa?
Karena memilih itu susah.

Sempat terfikirkan, jika kita menikah, toh jalankan saja, tidak usah mencari yang pas.
Karena yang pas itu jika kita sama-sama melengkapi. Baik dari kekurangan, maupun dari kelebihan masing-masing.

Tapi targetan untuk mencari pasangan pasti ada.
Itu yang membuat susahnya kita dalam keinginan untuk menikah muda.
Toh, jika kita punya perasaan dan tingkah yang sabar, dengan pasangan yang seperti apapun kita pasti akan sanggup menjalaninya.
Mungkin orang tua bisa menjadi contoh kita untuk kedepannya.

Kenapa takut menikah usia dini?
Bukannya takut, mungkin karena berada dikeluarga yang memandang semua dari serba ekonomi, itu yang membuat takut untuk menikah dini.
Mungkin itu alasan yang tepat bagi pemuda kaku seperti saya.

....

Mencari yang sesuai susah. Bisa saja yang tidak sesuai. Tapi, takut dikedepannya tidak sanggup.
Atau mungkin, mental dewasa saya belum keluar.

Walaupun masih berumur 21 tahun (sebentar lagi)
Tapi yang namanya kefikiran menikah muda itu pasti ada.
Apalagi sama wanita yang hanya sekali liat udah merasa pesonanya masuk kedalam jiwa.
Iya, udah banyak. Mungkin yang terhitung sekarang baru tiga. Dan terfokus di dua. Dan harus memilih salah satu.
Ini yang membuat sulitnya.

....

Terkadang iri juga dengan pasangan muda yang ada.
Yang diantar selalu dicium tangannya oleh sang kekasih.
Raut senyum yang akan menemani di pagi dan sore hari.
Teman yang akan selalu menemani dimalam hari ketika mata tak sanggup melihat.

Keinginan selalu ada, tapi.. yang seperti itu. Mental dan ketakutan dimasa depan yang membuat takut memilih keputusan ini.
Banyak yang bilang mudah.
Percaya aja sih.
Tapi, takut aja untuk mengajak susah seseorang dari angka nol.
Ingin rasanya menjadi seorang yang zero, menjadi seorang yang hero.
Tapi bagaimana?
Bolehkan saya meminta jawabannya dari anda?

....

- Tulisan yang ditulis karena mendapatkan undangan pernikahan dari junior dikampus –
Rabu, 06 Agustus 2014 – 19:49

Tidak ada komentar:

Posting Komentar