Sabtu, 04 Oktober 2014

Catatan Seorang.. Kakak

Baru tadi siang bertemu dengan adik yang bersekolah di pesantren. Terbilang ini perdana baginya jauh dari kami. Dia terlihat lebih tinggi. Ah, mungkin, karena jarang bertemu, maka saat terlihatpun tinggi. Semoga itu menjadi pertumbuhan pendewasaannya.

Saat berbicara dengan Umi, dia menangis. Lantas, apa yang membuat dia menangis? Saya terbingung, mungkin.

Pas kami berpamitan dengannya bahwa kami akan pulang, dia main pergi saja, tanpa menghiraukan panggilan yang ada disebuah mobil.

Saya tahu, dia pasti menangis. Tapi dia tidak ingin terlihat untuk kedua kalinya.

Sama seperti adik pertamaku. Dia pergi ke Sudan dengan bekal yang lemayan. Manjaan yang istimewa. Semua keinginan yang dimintapun ada. Sampai tas yang dipakai oleh Abi jika pergi keluar kota pun hinggap di pundaknya.

Lantas apa yang ingin saya bahas? Apa itu sama?

Jika ada yang berbicara seperti itu, jawabannya IYA.

Malam sebelum kepergian, dia berniat untuk mengantikan Handphone-nya. Tapi apa daya. Mungkin Abi terlalu capek atau dia ingin mengajarkan anak-anaknya (kakak yang dimiliki sang adik) untuk bersikap mandiri dan bisa memilih apa yang bisa dipilih.

Karena mempunyai adik yang keras kepala, dia menolak.

Kenapa? Bingung juga. Dia hanya kembali ke kamar dan menangis di dalam bantal. Ditanya, tapi tak terjawab. Terlihat di wajah Abi yang bingung untuk mengurusi kepergian anaknya yang akan pergi ke negeri tetangga yang jauh disana.

Saat pelepasan kepergian mereka berdua hampir serupa. Sama-sama mengupatkan kesedihannya. Mereka berusaha menghiburkan diri mereka dengan bermain dengan teman yang mereka kenal. Tidak terlihat kesedihan, tapi saya yakin, hati mereka tidak rela jika tidak mengucapkan salam kepada orang tuanya setiap pagi. Semua orang akan merasakannnya.


Jika bisa berpesan, saya akan menuliskan ini.


Dek! Ini jalan yang kamu mau. Ini jalan yang telah disepakati oleh dirimu dan Abi & Umi. Ini jalan yang mungkin terbaik. bahkan, kata mungkinnya harus engkau hilangkan. Abi & Umi pasti punya keinginan untuk membuat kalian istimewa kedepannya melebihi mereka. Jadi, Jadilah anak yang berbakti. Toh, jikalau engkau ingin bertemu, via phone pun bisa.
Jadi, semangat untuk study kalian berdua. Kedua kakakmu juga pasti akan selalu mendoakan agar kesuksesan yang diinginkanmu tercapat.
Maka, semangat dari sekarang!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar